BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sumber
fosfat yang dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat,
sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik menjadi
fosfor anorganik dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu, penyerapan fosfor
juga dilakukan oleh liat dan silikat (Isnaini, 2006).
Fosfat
anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk anorganiknya adalah
senyawa Ca, Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung senyawa yang berasal dari
tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan
fitin (Rao, 1994). Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut.
Walaupun terdapat CO2 didalam tanah tetapi menetralisasi fosfat tetap sukar,
sehingga dengan demikian P yang tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor
tersedia didalam tanah dapat diartikan sebagai P- tanah yang dapat
diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat. P- organik dengan proses
dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik.
Fosfat terdapat dalam tiga bentuk yaitu H2PO4-, HPO42-,
dan PO43-. Fosfat umumnya diserap oleh tanaman dalam
bentuk ion ortofosfat primer H2PO4- atau
ortofosfat sekunder HPO42- sedangkan PO43-
lebih sulit diserap oleh tanaman. Bentuk yang paling dominan dari ketiga fosfat
tersebut dalam tanah bergantung pada pH tanah (Engelstad, 1997). Pada pH lebih
rendah, tanaman lebih banyak menyerap ion ortofosfat primer, dan pada pH yang
lebih tinggi ion ortofosfat sekunder yang lebih banyak diserap oleh tanaman
(Hanafiah, 2005).
Ortofosfat
merupakan bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tanaman,
sedangkan polifosfat harus terlebih dahulu mengalami hidrolisis membentuk
ortofosfat sebelum dimanfaatkan sebagai sumber fosfor. Reaksi ionisasi asam
ortofosfat adalah sebagai berikut :
H3PO4
↔ H+ + H2PO4-
H2PO4
- ↔ H+ + HPO42-
HPO42-
↔ H+ + PO43-
Semua
polifosfat mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan ini tergantung
pada suhu. Pada suhu yang mendekati titik didih, perubahan polifosfat menjadi
ortofosfat berlangsung cepat. Kecepatan ini meningkat dengan
menurunnya nilai pH. Perubahan polifosfat meenjadi ortofosfat pada air
limbah yang mengandung bakteri berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan
perubahan yang terjadi pada air bersih (Effendi, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana
sejarah industri phosphat?
1.2.2
Apa
manfaat dan kegunaan phosphat?
1.2.3
Sebutkan
jenis – jenis batuan phosphat?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Untuk
mengetahui sejarah industri phosphat.
1.3.2
Untuk
mengetahui manfaat dan kegunaan phosphat.
1.3.3
Untuk
mengetahui jenis – jenis batuan phosphat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Fosfat
alam (rock phosphate) adalah nama umum yang digunakan untuk beberapa jenis
batuan yang mengandung mineral fosfat dalam jumlah yang cukup signifikan, atau
nama mineral yang mengandung ion fosfat dalam struktur kimianya. Banyak jenis
batuan mempunyai komponen yang mengandung fosfat, akan tetapi batuan yang
mengandung sejumlah fosfat yang mempunyai nilai ekonomi sebagai bahan tambang
atau bijih tambang tidak banyak dijumpai.
Definisi
fosfat alam menurut American Geological Institute adalah batuan sedimen
yang tersusun terutama oleh mineral fosfat (Gary at al., 1974). Berdasarkan
pada komposisi mineralnya batuan sedimen fosfat dapat dibedakan atas fosfat-Ca,
fosfat Ca-Al-Fe dan fosfat Fe-Al (McClellan dan Gremillon, 1980). Ketiga jenis
fosfat tersebut dapat merupakan suatu sekuen pelapukan dengan fosfat Fe-Al
adalah yang paling lapuk.
Phospat atau fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau
radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik,
fosfat membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.
Fosfat merupakan satu -satunya bahan galian (diluar air)
yang mempunyai siklus, unsur fosfor di alam diserap oleh mahluk hidup, senyawa
fosfat pada jaringan mahluk hidup yang telah mati terurai, kemudian
terakumulasi dan terendapkan di lautan. Proses terbentuknya endapan
fosfat ada tiga:
1.
Fosfat
primer terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit
dan takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit {Ca5 (PO4)3
F}dalam keadaan murni mengandung 42 % P2 O5 dan 3,8 % F2.
2.
Fosfat
sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut
dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang, mineral fosfat yang terbentuk
terutama frankolit.
3.
Fosfat
guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang
terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air
tanah. Berdasarkan tempatnya endapan fosfat guano terdiri dari endapan
permukaan, bawah permukaan dan gua.
Unsur P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi
tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada
awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.
Pada tanaman jika terjadi kekurangan unsur ini, maka gejala
yang tampak pada tanaman adalah daun berubah tua agak kemerahan, pada cabang,
batang, dan tepi daun berwarna merah ungun yang lambat laun berubah menjadi
kuning. pada buah tampak kecil dan cepat matang.
Dalam karyanya banyak direferensikan 1987 makalah berjudul
"Mengapa Memilih Fosfat Alam" (1), Frank Westheimer menyebutkan laju
konstanta pada 35 C untuk saponifikasi dari (CH3O) 2PO2-adalah 2,0 E-9 (1/mol
sec); (CH3O) 3P = O adalah 3,4 E-4 (1/mol detik), dan untuk etil asetat 1,0 E-2
(1/mol detik).
Frank Westheimer mengamati bahwa diesters fosfat memiliki
properti sangat berguna sebagai kelompok menghubungkan untuk asam nukleat.
Oksigen dibebankan pada (RO) 2P (= O) O-melayani beberapa tujuan. Kehadiran
linker DNA dan RNA kompatibel dengan lingkungan hidrofilik dalam sel tumbuhan.
Fungsi lain mencegah polimer asam nukleat dari migrasi ke
lingkungan hidrofobik ditemukan dalam selaput sel pada tumbuhan. Para ahli kimia menemukan fakta bahwa fosfat
sangat diperlukan untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Perubahan pola
industri pertanian yang mengarah pada pola Organik membuat pupuk berbahan
fosfat kini mulai dicari. Fosfat di
Indonesia Fosfat banyak ditemukan di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya
adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Di Tuban (Jawa Timur)
penambangan fosfat masih dilakukan secara tradisional. Data statistik
menunjukkan jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano
(kadar P2O5= 0,17-43 %).
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919.
Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga
untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter.
Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi
rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi
total diketahui.
Pemanfaatan Fosfat
Lebih dari 90% produksi fosfat di Indonesia, khususnya
kalsiumfosfat Ca3(PO4)2, digunakan untuk keperluan industri pupuk, baik pupuk
alam maupun pupuk buatan. Sisanya dikonsumsi oleh berbagai industri seperti
kaca lembaran, karet, industri kimia, dan lain-lain.
Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur digunakan untuk keperluan
fotografi, korek api, bahan peledak dan lain-lain. Terdapat dua tipe dari unsur
fosfor, yaitu fosfor putih dan fosfor merah.
Fosfor putih hampir tidak larut dalam air, larut dalam
alkohol dan larutan organik tertentu. Fosfor putih digunakan dalam pembuatan
asam fosfat (H3PO4) dan bila dicampurkan dengan lelehan metal seperti timah dan
tembaga menghasilkan alloy tertentu (special alloy), fosfor dalam bentuk ferro
fosfor digunakan dalam berbagai industri metallurgi, untuk memperoleh logam
dengan standar dan keperluan tertentu.
Deposit fosfat yang ditemukan di Indonesia mempunyai kadar
rendah sampai sedang, meskipun pada lokasi tertentu dapat mencapai kadar 40%
P2O5. Terdapat pada daerah yang terpencar, berupa endapan fosfat gua atau
batugamping fosfatan. Belum ditemukan deposit dalam jumlah yang cukup besar,
kecuali untuk diusahakan dalam skala kecil.
Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat langsung digunakan setelah terlebih dahulu dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan tetapi untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini tidak cocok, karena daya larutnya yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman pangan, fosfat perlu diolah menjadi pupuk buatan.
Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat langsung digunakan setelah terlebih dahulu dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan tetapi untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini tidak cocok, karena daya larutnya yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman pangan, fosfat perlu diolah menjadi pupuk buatan.
Variabel yang sangat menentukan bagi fosfat sebagai pupuk
alam adalah nilai kelarutannya terutama kelarutan dalam asam sitrat 2 %,
kelarutan pada asam tersebut mencerminkan seberapa besar fosfat yang dapat
diserap oleh akar tanaman.
Nilai kelarutan fosfat dalam air ditentukan oleh jenis
mineral fosfat, mineral hidroksiapatit merupakan mineral fosfat yang mempunyai
kelarutan tinggi, dengan demikian idealnya untuk pupuk alam digunakan endapan
fosfat yang kandungan mineral hidroksiapatitnya cukup tinggi.
Pupuk superfosfat terdiri dari : Single Super Phosphate
(SSP), Triple Super Phosphate (TSP), Monoammonium Phosphate (MAP), Diammonium
Phosphate (DAP), Nitro Phosphate (NP), Ammonium Nitro Phosphate (ANP).
Superfosfat merupakan campuran antara monokalsium fosfat dan
kalsium sulfat. Salah satu bentuk pupuk buatan adalah Super Fosfat, yaitu hasil
reaksi antara tepung fosfat alam berkadar 30% P2O5 dengan asam sulfat pekat
(Moersidi Sediyarso, 1998).
2.2 Manfaat dan
Kegunaan Industri Phosphat
Dalam kimia,
ortofosfat (bahasa Inggris: orthophosphate, inorganic
phosphate, Pi) atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion
poliatomik atau radikal
terdiri dari satu atom
fosforus
dan empat oksigen.
Dama bentuk ionik, dia membawa sebuah -3 muatan formal,
dan dinotasikan PO43-.
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan
kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida
fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama
proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan
beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan
kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber
lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite
[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang
dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23,
dan kekerasan 5 H.
Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut
dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan
menambahkan asam .
Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %.
Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai
pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air
sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman
pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.
Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton
endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT,
sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya,
kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk
penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter.
Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi
rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi
total diketahui.
Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk
hidup. Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik
dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan
hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana
fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap
di sedimen. Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan
unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup.
Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air
dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan
eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat
dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan
fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut,
tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian
ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau
melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui
air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang
mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis
terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis
dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena
baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts,
1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01
mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop.
Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang
tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen
terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem
perairan.
Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam
pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api,
pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat
tulang dan gigi. Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur
fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan
perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting
yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran
unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti
halnya perputaran kalsium. Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa
fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah
partikel-partikel fosfor padat. Batu karang fosfat dalam tanah terkikis karena
pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan
dapat digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya
/pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat
yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang
terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut
atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.
Fosfat
Di perairan
unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam
bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa
organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan
kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen
sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mill dalam
Effendi 2003).
Fosfat
merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Karakteristik fosfor
sangat berbeda dengan unsur-unsur utama
lain yang merupakan penyusun boisfer karena unsur ini tidak terdapat di
atmosfer. Pada kerak bumi, keberadaan fosfor relatif sedikit dan
mudah mengendap. Fosfor juga merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan
tingkat tinggi dan algae, sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi
tumbuhan dan algae akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas
perairan. Materi
yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur
terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak
hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur
atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali
lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui
organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik
sehingga disebut siklus biogeokimia.
Sumber dan
Distribusi
Fosfor merupakan bahan makanan utama
yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam
air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk
senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya,
nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik
meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut
pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4),
dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-.
Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu
proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997). Sumber fosfat
diperairan laut pada wilayah pesisir
dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun
sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih
besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi
senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-,
HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi
oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan. Senyawa fosfat
dalam perairan berasal daari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari
hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat
dalam air laut, akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming)
fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas
optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter
(Hutagalung et al, 1997).
Fosfat dalam
air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis
dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP dan Nukleotid koenzim).
Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun dalam keadaan gelap.
Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang
paling banyak terdapat dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari
fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik. Dipermukaan air,
fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak proses fotosintesis. Konsentrasi
fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan kecepatan pertumbuhan pada banyak
spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3 µm ada bagian sel yang
cocok menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi. Mungkin hal ini tidak akan
terjadi di laut sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh
ke tingkat yang kritis. Pada musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P. Di
laut dalam kebanyakan P berbentuk inorganik. Di musim dingin hampir semua P
adalah inorganik. Variasi di perairan pantai terjadi karena proses upwelling
dan kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang terjadi dipermukaan pada musim dingin
dapat disebabkan oleh bentuk linear di air dangkal. Setelah musim dingin dan
musim panas kelimpahan fosfat akan sangat berkurang.
Fosfor berperan
dalam transfer energi di dalam sel, misalnya yang terdapat pada ATP (Adenosine
Triphospate) dan ADP (Adenosine Diphosphate). Ortofosfat yang merupakan produk
ionisasi dari asam ortofosfat adalah bentuk fosfor yang paling sederhana di
perairan. Ortofosfat
merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan
akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat
terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber fosfat. Setelah masuk
kedalam tumbuhan, misalnya fitoplankton, fosfat anorganik mengalami perubahan
menjadi organofosfat. Fosfat yang berikatan dengan ferri [Fe2(pO4)3] bersifat
tidak larut dan mengendap didasar perairan. Pada saat terjadi kondisi anaerob,
ion besi valensi tiga (ferri) ini mengalami reduksi menjadi ion besi valensi
dua (ferro) yang bersifat larut dan melepaskan fosfat keperairan, sehingga
meningkatkan keberadaan fosfat diperairan (Effendi 2003).
Spesiasi Kimia
Secara rinci
perputaran campuran organik –P yang ditunjukkan di permukaan air secara garis
besar tidak diketahui. Sepenuhnya adalah larutan inorganik fosfor seperti hasil
ionisasi pada H3PO4
H3PO4 .....................................
H+ + H2PO4
H3PO4 .....................................
H+ + HPO42-
H3PO4 .....................................
H+ + PO43-
Pecahan pada bentuk ini dibatasi oleh pH dan komposisi
pada air. Ionisasi konstan untuk tiga tahap penguraian dapat didefinikan
sebagai :
K1= [H+] [H2PO4] [H3PO4]
K2 = [H+] [HPO42-] [H2PO4-]
K3 = [H+] [PO33-] [HPO42-]
Pehitungan persen pada beragam bentuk fosfat di H2O,
NaCl, air laut, seperti sebuah fungsi pada pH. Di laut dalam ion fosfat
bentuknya lebih penting (50% pada P= 1000 bar atau 10.000 m ). H2PO4-
bebas adalah lebih besar dengan persentase 49%, MgPO4-,
46%, dan 5% CaHPO4. Sementara PO43- 27%
seperti MgPO4- dan 73% seperti CaPO4.
Gambar
1. Grafik Spesiasi Fosfat
Proses
pengambilan secara Fisik dan Biologi
Ortofosfat
dihasilkan dari dekomposisi tanaman atau jaringan yang membusuk, karena hal
tersebut merupakan proses yang mudah dan cepat maka terjadi sangat tinggi di
kolom perairan sehingga menyediakan fosfat untuk tanaman ( Davis dalam Effendi,
1987). Ketika fitoplankton mati, organik-P dengan cepat berubah menjadi fosfat. Banyak
fitoplankton dikonsumsi oleh zooplankton dimana proses ini menghasilkan PO4.
Inorganik
fosfat terlarut terdiri atas 90% dari total fosfor selama waktu ketika produksi
organik, maka dari itulah proses pengambilan rendah. Tipe ini muncul saat musim
dingin. Saat musim panas, ketika produktifitas tinggi inorganik fosfat
berkurang setengah dari jumlah total.
Siklus Alami
Fosfat
Banyak sumber
fosfat yang di pakai oleh hewan, tumbuhan, bakteri, ataupun makhluk hidup lain
yang hidup di dalam laut. Misalnya saja fosfat yang berasal dari feses hewan
(aves). Sisa tulang, batuan, yang bersifat fosfatik, fosfat bebas yang
berasal dari proses pelapukan dan erosi, fosfat yang bebas di atmosfer,
jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Di dalam siklus fosfor banyak
terdapat interaksi antara tumbuhan dan hewan, senyawa organik dan inorganik,
dan antara kolom perairan, permukaan, dan substrat. Contohnya beberapa hewan
melepaskan sejumlah fosfor padat di dalam kotoran mereka.
Dalam perairan
laut yang normal, rasio N/P adalah sebesar 15:1. Ratio N/P yang meningkat
potensial menimbulkan blooming atau eutrofikasiperairan, dimana terjadi pertumbuhan
fitoplankton yang tidak terkendali. Eutrofikasi potensial berdampak negatif
terhadap lingkungan, karena berkurangnya oksigen terlarut yang mengakibatkan
kematian organisme akuatik lainnya (asphyxiation), selain keracunan
karena zat toksin yang diproduksi oleh fitoplankton (genus Dinoflagelata).
Fitoplankton mengakumulasi N, P, dan C dalam tubuhnya, masing – masing dengan
nilai CF (concentration factor) 3 x 104 untuk P, 16(3 x 104)
untuk N dan 4 x 103 untuk C (Sanusi 2006).
Tahapan Proses
penggilingan batuan phospat adalah :
1.
Penggalian/penambangan
Penambangan
batuan phospat dapat dilakukan dengan dua cara tergantung kondisi tambang
dan kapasitas produksi yaitu :
a. Sistem manual
(tradisional) yaitu melibatkan jasa kuli manusia dalam melakukan proses
penambangan, dan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, ganco,
linggis dan bethel.
Ini dilakukan oleh industri rumahan
atau industri berskala dan berkapasitas sedang, disamping itu kondisi
tambang yang tidak rata dan masih sulit dijangkau dengan kendaraan, seperti di
gua-gua, tebing jurang, dan puncak pegunungan menjadi sebuah pilihan.
b. Peralatan berat yaitu dalam proses
penambangan/penggalian melibatkan peralatan/mesin angkat dan angkut seperti
bego dan drill. Biasanya dilakukan oleh Industri berskala besar dan
berkapasitas produksi besar.
2. Pengangkutan
Sebelum
diangkut Hasil penambangan langsung dipisahkan antara batuan dan
tanah/pedhel,hal ini dikandung maksud memisahkan batuan berkadar pospat tinggi
dengan tanah/pedhel berkadar rendah.
Batuan dan
pedhel dimasukkan dalam karung secara terpisah diangkut dengan truk engkel /dam
truk menuju ke gudang penggilingan.
3. Penjemuran
dan Pemilahan
Penjemuran dilakukan
di plataran jemur plester (jemuran gabah), terpal, sak dengan cara di beber
tipis - tipis dan setiap beberapa jam dibolak balik. Tujuan dari penjemuran
adalah disamping mengurangi kadar air yang ada dibatuan phospat juga dilakukan
pemilihan dan pemilahan batuan phospat dan non phospat, batuan berkadar
tinggi dan berkadar rendah. Kadar air yang dipersyaratkan adalah 7 - 8 %,
dan untuk mencapai kelembapan tersebut dibutuhkan waktu penjemuran kurang lebih
2 hari bila kondisi cuaca panas .
4. Penggilingan
Setelah proses
penjemuran, batuan phospat siap untuk digiling menjadi powder/tepung.
Pengangkutan batuan pospat kering / siap giling dilakukan dengan gerobak angkut
atau dapat juga dimasukkan ke karung dulu, baru diangkut ke bagian
penggilingan.
Dari hasil
penggilingan diperoleh tepung phospat dengan kehalusan (Mesh) 80 sesuai dengan
permintaan pabrik.Tepung phospat dimasukkan dalam karung ukuran 50 Kg dan di
jahit.
Kapasitas
produksi mesin penggilingan pospat tergantung besar kecilnya diameter lengan/kepruk
an gilingan.
Mesin giling
dengan diameter 80 cm yang digerakkan dengan mesin Colt TSS 1 mampu
memproduksi tepung posfor sebanyak 5 – 10 ton/jam.
Harga satu unit
mesin penggilingan batuan pospat bervariasi sesuai besar kecilnya
kapasitas produksi dan
jenis mesin penggeraknya yaitu antara Rp. 50 Juta sampai Rp. 75 Juta
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fosfat
anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk anorganiknya adalah
senyawa Ca, Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung senyawa yang berasal dari
tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan
fitin (Rao, 1994). Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut.
Walaupun terdapat CO2 didalam tanah tetapi menetralisasi fosfat tetap sukar,
sehingga dengan demikian P yang tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor
tersedia didalam tanah dapat diartikan sebagai P- tanah yang dapat diekstraksikan
atau larut dalam air dan asam sitrat. P- organik dengan proses dekomposisi akan
menjadi bentuk anorganik.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,
Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius
Hutagalung, Horas P, Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Odum, Eugene P. 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
The Best Casino Hotels in San Jose, CA
BalasHapusThe Best Casino Hotels in San Jose, CA · Hotel 영주 출장마사지 & 나주 출장안마 Resort · The Palms Hotel & 당진 출장샵 Casino 김해 출장마사지 · The Tic-Tac · Holiday Inn & Suites San Jose · Holiday Inn El Cajon 의왕 출장마사지
1등사이트 - CasinoRewards
BalasHapus1등사이트. 5.1 / 5.2/5.4/5.1 Larger than the average 유로 스타 도메인 score of any other 메이저 사이트 card in a game. No 바카라사이트 additional features in the standard version. No w88 added features for.