MAKALAH
KIMIA ORGANIK 1
“ALKENA
dan ALKUNA”
Oleh
:
Devina
Hardilah (08.2012.1.01549)
Diyah
Ayu Putri N. (08.2012.1.01552)
JURUSAN
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT
TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam pembahasan kimia organic kita
tidak akan lepas dari senyawa hidrokarbon yang dibagi menjadi dua ada senyawa
hidrokarbon alifatik dan siklik. Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang
terdiri dari unsur
atom karbon
(C) dan atom hidrogen
(H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang
berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Tipe-tipe hidrokarbon
1. Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat
dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.
Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan
ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tapi rumus
strukturnya
berbeda dinamakan isomer
struktur.
2. Hidrokarbon tak jenuh/tak
tersaturasi
adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap
dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut
dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.
Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
3.
Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung
satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1
cincin adalah CnH2n.
4. Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling
tidak mempunyai satu cincin
aromatik.
Hidrokarbon
dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin
wax dan naftalena) atau polimer (contohnya polietilena, polipropilena dan polistirena).
Ciri-ciri umum
Karena struktur
molekulnya berbeda, maka rumus empiris antara hidrokarbon pun juga berbeda:
jumlah hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit
karena atom karbonnya berikatan rangkap.
Kemampuan
hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan katenasi, dan menyebabkan
hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana
atau arena seperti benzena. Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan di
antara atom karbon bersifat non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus
memenuhi aturan "4-hidrogen" yang menyatakan jumlah atom
maksimum yang dapat berikatan dengan karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron
valensi. Dilihat dari elektron valensi ini, maka karbon mempunyai 4 elektron
yang bisa membentuk ikatan kovalen atau ikatan dativ. Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk
dalam lipid.
Hidrokarbon
adalah salah satu sumber energi paling
penting di bumi. Penggunaan yang utama adalah sebagai sumber bahan bakar.
Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah satu komposisi pembentuk aspal.
Hidrokarbon dulu
juga pernah digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon, zat
yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini klorofluorokarbon
tidak lagi digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.
Metana dan etana berbentuk gas dalam
suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan tekanan begitu saja. Propana
lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-tabung dalam bentuk
cair. Butana
sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering digunakan untuk pemantik
rokok. Pentana
berbentuk cairan bening pada suhu ruangan, biasanya digunakan di industri
sebagai pelarut
wax dan gemuk. Heksana
biasanya juga digunakan sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin. Heksana,
heptana,
oktana,
nonana,
dekana,
termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana merupakan komponen penting pada
bensin,
nafta, bahan bakar
jet, dan pelarut industri. Dengan bertambahnya atom karbon, maka
hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki sifat viskositas dan titik
didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.
2.2 Rumusan Masalah
2.2.1 Apa yang dimaksud dengan
alkena dan alkuna??
2.2.2 Bagaimana sifat – sifat alkuna
dan alkena?
2.2.3 Bagaimana tata cara penamaan
alkena dan alkana secara IUPAC?
2.2.4 Apa kegunaan alkena dan
alkuna?
2.2.5 Bagaimana cara membuat alkena
dan alkuna?
2.3 Tujuan Penulisan
2.3.1
Untuk mengetahui pengertian alkena dan alkuna.
2.3.2
untuk mengetahui sifat – sifat alkena dan alkuna.
2.3.3
Untuk mengetahui tata cara penamaam alkena dan alkuna secara IUPAC.
2.3.4
Untuk mengetahui kegunaan dari alkena dan alkuna.
2.3.5
Untuk mengetahui cara pembuatan alkena dan alkuna.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian alkena dan alkuna.
Alkena adalah senyawa hidrokarbon tak
jenuh dengan satu ikatan rangkap dua (─HC ═ CH─). Contohnya yaitu plastik
merupakan barang yang sangat dibutuhkan, Ini disebabkan plastik harganya murah,
indah warnanya, tidak mudah rusak, dan ringan. Bahan-bahan pembuat plastik
merupakan senyawa kimia yang termasuk golongan alkena. Alkena termasuk senyawa
tak jenuh.
Alkuna
adalah suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa
ikatan ganda tiga karbon-karbon (-C≡C-). Seperti halnya ikatan rangkap dalam
alkena, ikatan ganda tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh.
Ketidakjenuhan ikatan ganda tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan
rangkap. Oleh karena itu kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang
dapat bereaksi dengan alkena juga lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan
golongan alkuna memiliki peranan khusus dalam sintesis senyawa organik.
Alkuna
merupakan golongan hidrokarbon yang memiliki ikatan ganda tiga (istilah
"ganda tiga" digunakan untuk membedakan "rangkap dua" milik
alkena). Dengan demikian alkuna juga termasuk hidrokarbon tidak jenuh. Rumus
umum untuk senyawa alkuna adalah CnH2n-2. Karena sebuah
senyawa alkuna memiliki minimal satu ikatan ganda tiga, maka senyawa alkuna
yang paling kecil adalah etuna (C2H2) dengan rumus
struktur HC≡CH. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bentuk tiga dimensi dari
etuna adalah linier, dengan sudut ikatan sebesar 180º dengan panjang ikatan
sebesar 0,121 nm.
2.2 Sifat – sifat alkena dan alkuna.
2.2.1 Sifat-sifat alkena
1. Sifat fisis
o Deret homolog dan rumus umum alkena
Alkena
mempunyai deret homolog yang mempunyai sifat-sifat :
1.
Rumus
umum deret homolog alkena adalah CnH2n.
2.
Antara
anggota yang satu ke anggota berikutnya mempunyai pembeda CH2.
3.
Antara
anggota satu ke anggota berikutnya memiliki selisih massa rumus 14.
o Titik cair dan titik didih
Makin besar massa molekul relatif
(makin panjang rantai karbon) alkena, makin tinggi titik leleh, titik didih,
dan massa jenisnya.
o Kelarutan dalam air
Semua hidrokarbon sukar larut dalam
air, tetapi lebih mudah larut dalam pelarut non polar seperti kloroform (CCl4)
2. Sifat kimia
1. Reaksi adisi : reaksi penjenuhan atau reaksi
pemutusan ikatan rangkap.
§ Reaksi adisi alkena dengan H2
menghasilkan alkana.
§ Reaksi adisi alkena dengan asam
halida (HF, HCl, HBr, HI)
§ Reaksi adisi alkena dengan halogen
(Cl2, Br2, I2)
2.
Reaksi Pembakaran
Pembakaran sempurna menghasilkan gas
CO2, dan uap air.
Pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO, uap air dan jelaga (C)
3. Reaksi polimerisasi : reaksi penggabungan molekul-molekul
sederhana menjadi molekul yang lebih besar.
Contoh : hasil polimerisasi alkena
adalah plastik.
2.2.2 Sifat – Sifat Alkuna
Sifat fisika alkuna secara umum
mirip dengan alkana dan alkena, seperti :
- Tidak larut dalam air
- Alkuna dengan jumlah atom C sedikit berwujud gas, dengan jumlah atom C sedang berwujud cair, dan dengan jumlah atom C banyak berwujud padat.
- Berupa gas tak berwarna dan baunya khas
- mudah teroksidasi atau mudah meledak
Titik didih beberapa senyawa alkuna
disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Titik Didih beberapa
Senyawa Alkuna
Alkuna
sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih
reaktif. Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga
dan membentuk senyawa baru. Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi
adisi. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine
(Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa
halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh
ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana. Persamaan reaksi
ditunjukan pada Bagan 2.2.
Bagan 2.2. Reaksi adisi alkuna
dengan halogen
Reaksi lainnya yaitu adisi dengan
senyawa hidrogen menggunakan katalis Nikel, persamaan reaksi dapat dilihat pada
Bagan 2.3.
Bagan 2.3. Reaksi hidrogenasi 2-butuna
dengan katalisator Nikel.
Senyawa organik khususnya
hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua atau tiga mempunyai sifat mudah
mengalami adisi. Beberapa reaksi yang sering terjadi pada alkuna antara lain :
1. Reaksi adisi, alkuna mampu mengalami
reaksi adisi seperti halnya pada alkena. Reaksi adisi dapat berlangsung denga
hidrogen, halogen, halogen-asam (HOCl), H2SO4, HCN, air,
boron hidrida, dan lainnya. Reaksi adisi ini mengikuti aturan markovnikov.
2. Alkuna dapat mengalami reaksi
oksidasi. Contohnya asetilena jika dioksidasi dengan asam kromat akan
menghasilkan asam asetat, dan jika dioksidasi dengan KMnO4/ alkohol
akan membentuk asam oksalat. Asetilena homolog jika dioksidasi dengan KMnO4
akan menghasilkan produk campuran asam organik. Ikatan C – C yang putus ialah
iktan rangkap tiga.
3. Alkuna akan mengalami reaksi
ozonolisis dengan menghasilkan diketon yang akan segera dioksidasi lebih lanjut
membentuk asam.
4. Senyawa organik pada khususnya
alkuna dapat mengalami reaksi pembentukan asetilida. Misalnya dengan
mereaksikan asetilena dengan larutan amoniak dari perak nitrat dan tembaga
klorida. Reaksi ini membentuk endapan putih dari perak asetilida dan endapan
merah dari tembaga asetilida.
2.3
Rumus Umum Alkena
Untuk membentuk ikatan rangkap
antara atom karbon yang satu dengan atom karbon yang lain maka paling sedikit
diperlukan dua atom karbon, sehingga senyawa paling sederhana dari alkena
adalah C2H4. Tabel dibawah ini akan menjelaskan Rumus Umum molekul Alkena dan namanya.
No
|
Rumus
Molekul
|
Nama
|
1.
|
C2H4
|
Etena
|
2.
|
C3H6
|
Propena
|
3.
|
C4H8
|
Butena
|
4.
|
C5H10
|
Pentena
|
5.
|
C6H12
|
Heksena
|
6.
|
C7H14
|
Heptena
|
7.
|
C8H16
|
Oktena
|
8.
|
C9H18
|
Nonena
|
9.
|
C10H20
|
Dekena
|
10.
|
C11H22
|
Undekena
|
Dari Tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa rumus umum alkena adalah: CnH2n dimana n
adalah jumlah atom karbon.
Tabel Contoh rumus molekul dan rumus
struktur pada alkena
Pada
alkana, ikatan C dengan C merupakan ikatan tunggal, sedangkan pada alkena terdapat satu ikatan rangkap dua, sehingga alkena termasuk
senyawa hidrokarbon tidak jenuh, artinya alkena masih mempunyai daya ikat
terhadap molekul lain akibat adanya ikatan rangkap di antara atom C-nya.
2.4
Tata Nama Alkena
Tata nama alkena menurut IUPAC pada
umumnya sama dengan cara pemberian nama pada alkana dengan catatan sebagai
berikut.
1. Akhiran –ana menjadi –ena.
Contoh: C2H4 Etena
Letak ikatan rangkap ditunjukkan
dengan nomor, ditulis sebelum nama alkena rantai utama yaitu rantai terpanjang
yang mengandung ikatan rangkap. Pemberian nomor dimulai dari atom karbon yang
terdekat dengan ikatan rangkap.
· Alkena bercabang diberi nama dimulai dengan
nomor cabang, tanda (–), namanya alkil, nomor tempat ikatan rangkap, tanda (–),
dan nama rantai utama.
2.5 Isomeri pada alkena
a). Isomer
posisi : isomer
yang disebabkan letak atau posisi ikatan rangkap yang berbeda.
Contoh :
CH2 ═ CH ─ CH2 ─ CH3 = 1-butena
CH3 ─ CH ═ CH ─ CH3 = 2-butena
b). Isomer rantai : isomer yang disebabkan letak cabang yang berbeda.
c). Isomer
Geometri : isomer
yang disebabkan karena perbedaan orientasi atau letak suatu gugus dalam
ruangan. Bila gugus-gugus tersebut berada dalam satu ruang disebut kedudukan
cis dan bila kedua gugus tersebut berbeda ruang disebut kedudukan trans.
Isomer Cis terjadi bila dua gugus
yang sama terletak pada satu sisi.
Isomer trans terjadi bila dua gugus
yang sama terletak pada sisi yang berlawanan.
2.6 Isomer Alkuna
Isomer pada suku alkuna terjadi karena perbedaan letak
ikatan rangkap 3 (isomer posisi) dan adanya cabang pada rantai utama(isomer
rantai)
Contoh : Isomer pada pentuna (C5H8)
Isomer posisi
CH≡C─CH2─CH2─CH3
--> 1-pentuna
CH3─C≡C─CH2─CH3
--> 2-pentuna
Isomer rantai
CH≡C─CH─CH3 -->
3-metil-1-butuna
CH3
2.7 Tatanama Alkuna
Rumus Alkuna
Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu
hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (–C≡C–). Senyawa yang
mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut alkadiuna, yang mempunyai 1
ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan rangkap 3 disebut alkenuna.
Rumus umum alkuna yaitu : CnH2n-2
; n = jumlah atom C
Beberapa
senyawa alkuna sebagai berikut:
Rumus
molekul
|
Nama
|
C
2 H 2
|
etuna
|
C
3 H 4
|
Propuna
|
C
4 H
|
Butuna
|
C
5 H 8
|
pentuna
|
C
6 H 10
|
hexuna
|
C
7 H 12
|
Heptuna
|
C
8 H 14
|
oktuna
|
C
9 H 16
|
nonuna
|
C
10 H 18
|
Dekuna
|
Sistem IUPAC
1) Pemberian nama pada alkuna
menyerupai tata nama elkana yakni mengganti akhiran –ana pada alkana terkait
dengan akhiran –una.
2) Rantai atom karbon terpanjang
adalah rantai atom karbon yang mengandung ikatan ganda tiga
3) Penomoran dimulai dari salah
satu ujung rantai yang memungkinkan ikatan ganda tiga mempunyai nomor serendah
mungkin.
4) Pada penulisan nama, atom C
yang mengandung atom ikatan ganda tiga ditunjukan dengan nomor.
Contoh
Nama Umum
Nama umum digunakan untuk alkuna-alkuna sederhana.
Dalam pemberian nama umum alkuna dianggap sebagai turunan asetilena (C2H2)
yang satu atom hidrogennya diganti oleh gugus akil.
Contoh:
2.8 Penggunaan Alkuna
Manfaat
alkuna dalam kehidupan adalah:
- Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
- Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
- Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.
2.9 Pembuatan senyawa organik pada
alkuna
Alkuna dapat dibuat dari alkena.
Pada metode ini mula – mula alkena direaksikan dengan bromida dan menghasilkan
senyawa di-bromo, kemudian dihidrohalogenasi dengan visinal dihalida atau
geminal dihalida dengan KOH/alkohol atau NaOH/alkohol.
Perubahan antar hidrokarbon pada
senyawa organic
Ikatan rangkap dapat dihasilkan dari
reaksi dehidrohalogenasi suatu alkil halida dengan adanya KOH/alkohol, atau
reaksi dehidrasi suatu alkohol. Ikatan rangkap dua dapat diubah menjadi ikatan
rangkap tiga dengan mereaksikan brom dan debrominasi menggunakan KOH/alkohol.
Pemanfaatan Akuna seperti pemanfaatan
gas etuna (asetilena) untuk pengelasan. Gas asetilena dibakar dengan gas
Oksigen mengahsilkan panas yang tinggi ditandai dengan kenaikan suhu sampai
dengan 3000 º C, sangat cocok untuk mengelas logam, perhatikan Gambar 2.4.
Selain itu, alkuna juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa
lain, karena senyawa ini cukup reaktif.
Gambar 2.4. pemanfaatan gas
asetilena untuk pengelasan
Senyawa alkana dapat dibedakan
dengan alkena dan alkuna. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan reaksi
penambahan senyawa bromine (Br2). Reaksi adisi pada senyawa alkana tidak
terjadi. Sedangkan untuk senyawa alkena maupun alkuna terjadi reaksi Brominasi,
peristiwa reaksi ini dapat diikuti dengan mudah, senyawa alkana tidak
memberikan perubahan warna ditambahkan dengan senyawa Bromin yang berwarna
merah, warna larutan akan tetap berwarna merah.
Berbeda dengan senyawa alkena dan
alkuna yang tidak berwarna bereaksi dengan bromin dan terjadi reaksi adisi
membentuk senyawa halida yang tidak berwarna, larutan akan tetap tetap tidak
berwarna dan terjadi senyawa alkena yang mengandung gugus bromide.
Jika reaksi ini terus dilanjutkan,
maka reaksi adisi terjadi lagi dan terbentuk senyawa alkana yang mengandung
gugus bromide.
2.10 Pembuatan Alkena
Dalam Laboratorium
Halaman ini menjelaskan cara-cara
membuat alkena dalam laboratorium melalui dehidrasi alkohol. Proses dehidrasi alkohol menggunakan
aluminium oksida sebagai katalis. Dehidrasi etanol menjadi etena
Ini merupakan sebuah cara sederhana
untuk membuat alkena berwujud gas seperti etena. Jika uap etanol dilewatkan
pada bubuk aluminium oksida yang dipanaskan, maka etanol akan terurai membentuk
etena dan uap air. Tidak terlalu sulit untuk membayangkan rangkaian di atas
dalam skala besar dengan mendidihkan beberapa etanol di sebuah labu ukur dan
melewatkan uapnya pada aluminium oksida yang dipanaskan dalam sebuah tabung
panjang.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penulisan ini dapat disimpulkan bahwa senyawa alkena dan alkuna merupakan
hidrokarbon alifatik yang termasuk dalam hidrokarbon tidak jenuh. Hidrokarbon
tak jenuh/tak
tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap,
baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap
dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.
Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
Dan setiap senyawa mempunyai karakteristik dan kegunaan yang berbeda – beda.
DAFTAR
PUSTAKA
Solomon, T.W.G. 1992. Fundamental of Organic Chemictry.
How do you make money from betting on football? - Work
BalasHapusTo become a successful sports betting millionaire, you have to get a minimum of $10,000 to start making some money. How To Win Sports งานออนไลน์ Betting. How To Make Money